Kamis, 06 September 2018

Lemang Ketan Bambu

PEMBUATAN LEMANG KETAN BAMBU


Salah satu kekayaan tradisi kuliner di Indonesia yang banyak muncul saat Ramadan adalah lemang ketan. Makanan ini biasanya disajikan sebagai salah satu hidangan untuk berbuka puasa.

Bahan-bahan pembuatan lemang sebenarnya sederhana saja, campuran beras ketan dan santan yang kemudian dimasak lewat proses pengasapan dalam batang bambu. Karena hanya dari beras ketan dan santan, maka lemang biasanya memiliki rasa netral untuk kemudian dinikmati bersama tambahan rasa manis atau asin, seperti dengan tape ketan atau rendang.


Pekerja menyelesaikan pembuatan lemang bambu (makanan yang berbahan dasar beras ketan) di Kawasan Pasar Senen Jakarta, Jumat (26/6). Pelaku usaha lemang meningkatkan produksi hingga 500 buah per hari pada bulan puasa atau meningat lebih dari 300 persen dibanding hari biasa guna memenuhi permintaan sebagai menu alternatif buka puasa. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Rei/kye/15.


Seorang pekerja memasukkan beras ketan ke dalam bambu ketika membuat lemang di Kawasan Pasar Senen, Jakarta, Jumat (26/6). Pelaku usaha lemang meningkatkan produksi hingga 500 buah per hari pada bulan puasa atau meningat lebih dari 300 persen dibanding hari biasa guna memenuhi permintaan sebagai menu alternatif buka puasa. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Rei/kye/15.

Lemang bisa dibilang sebagai salah satu makanan khas Indonesia karena setiap wilayah atau provinsi di Indonesia mengklaim lemang berasal dari wilayah mereka.

Dalam foto-foto ini terlihat bahwa lemang sedang dalam proses pembuatan di Aceh untuk memenuhi permintaan konsumen di bulan Ramadan. Di Jakarta, pembuatan lemang bambu biasanya banyak ditemukan di kawasan Senen.


Warga menata sejumlah lemang bambu saat proses pengasapan di Desa Lamdingin, Banda Aceh, Kamis (18/6). Pada bulan Ramadan permintaan lemang bambu itu mengalami peningkatan untuk kebutuhan berbuka puasa. ANTARA FOTO/Ampelsa/Rei/Spt/15.


Warga menyelesaikan pembakaran puluhan batang Lemang bambu di Lhoksumawe, Provinsi Aeh. Kamis (18/6). Penganan kegemaran masyarakat Aceh untuk berbuka puasa yang terbuat dari beras ketan digulung dengan selembar daun pisang lalu dibakar dalam seruas bambu itu dijual dari harga Rp25 ribu hingga Rp60 ribu per batang. ANTARA FOTO/Rahmad/ss/kye/15.

Lemang juga populer di Sumatera Barat dan biasanya lemang Minang dimakan dengan tape ketan. Daerah lain di Sumatera yang sering disebut sebagai tempat asal lemang adalah Sumatera Utara dan Bengkulu.

Dua pekerja menyelesaikan proses pembakaran lemang bambu (penganan berbahan dasar beras ketan) di Kawasan Pasar Senen Jakarta, Jumat (26/6). Pelaku usaha lemang meningkatkan produksi hingga 500 buah per hari pada bulan puasa atau meningat lebih dari 300 persen dibanding hari biasa guna memenuhi permintaan sebagai menu alternatif buka puasa. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Rei/kye/15.


Sulawesi Selatan juga menganggap lemang sebagai salah satu makanan khas di daerah mereka dengan nama ‘lammang’. Makanan ini juga populer di masyarakat keturunan Melayu dan Dayak di Kalimantan Barat dan Tengah. Biasanya lemang di sana akan dimakan dengan hidangan asin seperti rendang.

Bagaimana cara Anda makan lemang?

Durian Khas Kalimantan Timur

UNIK, DURIAN INI TAK BERBAU MENYENGAT


Ini bukan sembarang buah berduri. Buah ini secara fisik jika dilihat sekilas mirip buah durian. Kulitnya sama-sama berduri tetapi ukuran buah tidak terlalu besar. 

"Ini durian lai. Cuma tumbuh di Kalimantan Selatan dan Timur," kata Martina, penjual durian lai di pinggir Jalan Provinsi, Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kepada KompasTravel, Jumat (8/5/2015).

Rombongan "Jelajah Sepeda Kompas Banjarmasin-Balikpapan" menyempatkan diri untuk menyantap buah ini saat menjelang akhir Etape 5 Tanah Grogot-Waru, Jumat (8/5/2015) kemarin. Para pesepeda langsung menyergap meja dagangan yang penuh dengan buah lai itu. 

Martina segera membelah satu persatu buah tersebut untuk disajikan kepada para pesepeda. Para pesepeda yang berhenti mendadak terkejut ketika buah lai telah terbelah. 

"Wah daging buahnya beda ya. Unik. Tidak bau lagi. Mau dong coba," seloroh Endi, salah satu peserta "Jelajah Sepeda Kompas". 

KompasTravel sempat mencicipi daging durian khas Kalimantan ini. Bau menyengat yang biasa keluar dari durian pada umumnya tidak ditemui pada buah lai ini. Daging buah berwarna jingga agak kemerahan. 


Daging Durian Lai khas Kalimantan Timur berwarna orange kemerahan yang dijual di pinggir Jalan Propinsi, Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Jumat (8/5/2015).(KOMPAS.com/Wahyu Adityo Prodjo) 

Dalam satu sisi dapat berisi hingga lima biji buah. Tekstur dan rasanya seperti ubi merah dengan rasa manis yang tidak terlalu pekat. Salah satu pesepeda, Budiman Setiono, mengaku pada awalnya tidak mengetahui jenis buah berduri tersebut. 

Ia tidak terlalu suka dengan buah durian. Namun ketika melihat dan mencium aroma durian ini, ia sontak ingin mencicipi. Ia langsung mengambil satu buah durian ini untuk dilahap. 

"Sebelumnya saya tidak suka durian. Kalau durian lokal, baunya menusuk. Tidak menyangka ketemu durian pas sepedaan. Kalau yang ini, pas pertama melihat langsung ingin coba. Warnanya unik terus bentuknya kecil jadi lucu, Mantap," katanya. 

Martina mengatakan bahwa buah durian lai ini memiliki banyak variasi warna seperti jingga, merah, dan kuning. Berat buah ini mulai dari setengah kilogram hingga tiga kilogram. Ia mengaku buah lai yang dijualnya merupakan hasil kebunnya sendiri. 

"Saya punya dua hektar. Sudah hampir 20 tahun jualan durian lai. Masyarakat di sini juga punya kebun buah lai," katanya.

Untuk mencicipi kuliner khas Kalimantan ini, satu buah lai dihargai mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 35.000. Harga tersebut tergantung besar ukuran buah lai tersebut. Jika telah mencoba, jangan khawatir mulut dan tangan akan bau. Durian lai tidak meninggalkan bau yang menyengat seperti durian pada umumnya.

Sumber Artikel

Selasa, 04 September 2018

Bingka Legit Banjarmasin

Bingka, Kue Asli Banjar yang Legit Setengah Berminyak



Pamor kue bingka memang kadung populer di Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarmasin. Penganan ini semacam ikon Kota Seribu Sungai. Orang Banjar bilang wadai bingka alias kue bingka. Bentuknya menyerupai enam kuntum bunga.


Bingka merupakan salah satu kue tradisional dari Banjarmasin. Warga Banjar sangat menggemari kue bingka karena memiliki cita rasa manis, legit, dan teksturnya lembut setengah berminyak. Kue bingka bahan dasar utamanya dari kentang, telur bebek (itik), dan santan kelapa. 
Adapun pengolahannya lewat cara dipanaskan memakai oven. Kue bingka kentang bakar tergolong jajanan dengan harga ramah di kantong. Kue bingka biasanya juga dikombinasikan berabagai varian rasa, seperti bingka telur itik, kentang, pandan, nangka, waluh (labu), tapai, keju dan kismis. Letak keunikan kue bingka kentang pada pemakaian telur. 
“Kalau kue pada umumnya pakai telur ayam, kue bingka pakai telur bebek. Mungkin pemakaian telur bebek inilah yang bikin kue bingka kentang terasa lebih spesial,” kata Anisa penjual kue bingka rumahan di Pasar Teluk Dalam Muara Jalan Sutoyo S, Sabtu (24/2).
Anisa sudah menggeluti jualan kue bingka selama 4 tahun. Kue bingka khas Banjarmasin ini bisa tahan beberapa hari, asalkan disimpan dalam kulkas. “Dalam sehari saya bisa jual kurang lebih 100 biji kue bingka aneka rasa yang kami jual seharga Rp 30 ribu isi 5 bingka,” ujarnya. 
Anisa mendapatkan keutungan yang cukup dengan berjualan aneka kue khas Banjar. Ibu dua anak ini bisa meraup untung rata-rata Rp 200 ribu dalam satu hari dengan menjual kue bingka di lapak Pasar Teluk Dalam Banjarmasin ini. Cara menghidangkan bingka dipotong-potong menjadi enam bagian.
Jika memasuki bulan suci Ramadhan, pesanan kue bingka bisa melonjak lima kali lipat ketimbang hari biasa. Kue bingka sudah jadi menu wajib ketika berbuka puasa. “Pasalnya di tiap langgar dan mesjid bingka kentang senantiasa jadi menu buka puasa,” kata Anisa. (Anang Fadhilah)

Filosofi Matematika

FILOSOFI MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN


Filosofi apa saja sih yang dapat kita ambil dari peajaran Matematika ini? Matematika, sebuah bidang ilmu pengetahuan yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian pelajar di dunia ini ternyata menyimpan sebuah filosofi kehidupan yang sangat luar biasa. Pasti anda sudah tidak asing lagi dengan pelajaran matematika dalam bab bilangan bulat, yaitu plus (+) dan minus (-).

Contohnya adalah jika Plus dikalikan dengan Plus (+ x +) hasilnya Plus (+). Plus dikali Minus atau sebaliknya (+ x -) atau (- x +) hasilnya pasti Minus (-). Terakhir, Minus dikali Minus (- x -) hasilnya pasti Plus (+). Pernahkah Anda berpikir tentang filosofi dari rumus matematika tersebut? Dan tahukah anda, ternyata rumus matematika tersebut memiliki filosofi terselubung yang sering kita jumpai di sisi kehidupan kita setiap hari. Bagaimana? Mari kita ulas bersama.


Pernahkah anda berfikir?

Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?

Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
(+) PLUS = BENAR

(-) MINUS = SALAH

Hikmahnya adalah:

Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :

+ x + = +

Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.
Rumus matematikanya :

+ x – = –

– x + = –

Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :

– x – = +

Pelajaran matematika ternyata sarat makna, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup. Jadi jika ada suatu perbuatan yang merupakan tindakan yang benar ataupun tindakan yang salah, maka harus diselesaikan juga menjadi hal yang adil. Dan misalnya jika suatu perbuatan yang SALAH, seperti mencuri tetapi malah disikapi dengan tindakan yang BENAR dalam artian malah membela maling tersebut dan menganggap maling tersebut tidak bersalah, itu sudah merupakan perbuatan yang SALAH karena bisa menimbulkan perselisihan dan ketidak adilan yang seharusnya suatu perbuatan salah harus diberikan hukuman yang setimpal, bukan kebenaran yang diada-adakan. Jadi dalam melakukan kehidupan, harus berjalan secara semestiya tanpa adanya perbuatan menyimpang yang negatif, serta keadilan harus ditegakan agar semua tindakan tidak hanya sebuah rekayasa. Yang terpenting adalaha bersikap jujur, karena dengan jujur semuanya akan berjalan dengan semestinya tanpa adanya rekayasa yang bisa menimbulkan perselisihan.

Sumber Artikel : https://fazulha.wordpress.com/2016/12/23/filosofi-matematika-dalam-kehidupan/

Kuliner Borneo

Lemang Ketan Bambu

PEMBUATAN LEMANG KETAN BAMBU Salah satu kekayaan tradisi kuliner di Indonesia yang banyak muncul saat Ramadan adalah lemang ketan. Makana...